Sabtu, 11 September 2010

The Pursuit of Holiness


”Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?”
(Roma 6 : 1-2)

Dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai mahasiswa, ada banyak hal yang membuat kita benar-benar jauh dari kata ‘kudus’. Bolos kuliah, malas mengerjakan tugas, menyontek saat UTS, mengeluh ini-itu, pornografi, dan lain-lain. Cobaan-cobaan semacam ini sangat sulit untuk dihindari, apalagi kalau sudah menjadi suatu kebiasaan. Karena itulah, melalui jumatan minggu ini kita diajak untuk merenungkan tema mengejar kekudusan.
Dalam ayat penuntun yang diambil dari Roma 6:1-2, dapat diambil 2 kata penting. Yang pertama, sempurna. Sempurna berarti tidak berdosa, tidak bercela. Dalam Roma 3:10 dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang benar. Tidak ada manusia yang sempurna. Padahal awalnya manusia diciptakan sempurna serupa dengan gambar Allah. Yang menyebabkan manusia menjadi tidak sempurna adalah saat manusia jatuh ke dalam dosa. Namun, kesempurnaan tersebut masih bisa kita dapatkan kembali, melalui iman kita akan Yesus Kristus yang telah mati menebus dosa kita. Kekudusan Bapa telah melingkupi kita, dan yang menjadi pertanyaan buat kita adalah, apakah kita sudah tinggal dalam kekudusan itu?
Kata yang kedua ialah Yesus. Yesus merupakan sosok yang benar-benar sempurna. Dia kudus. Kudus berarti suci, bersih. Dalam Ibrani 4:15 dikatakan bahwa Yesus sama dengan kita, Dia juga pernah dicobai. Hanya saja, Dia tidak berdosa. Dia tetap kudus. Berbeda dengan manusia, jika kita mendapat pencobaan, seringkali kita jatuh terjerumus ke dalam dosa.

Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang untuk mendapatkan kembali kekudusan itu? Kita harus tinggal menetap di dalam kekudusan Tuhan. Buatlah keputusan saat ini juga, katakan tidak untuk dosa, dan katakan ya untuk kudus! Mulailah menaburkan terang Kristus ke sekeliling kita melalui segala pikiran, perkataan, dan tindakan kita. Ingat, bukan mustahil untuk menjadi kudus. Mari kita mulai mengejar kekudusan! Tuhan memberkati. J