Minggu, 21 Desember 2008

Natal, Momen Penuh Makna (Bagian I)

Natal adalah peristiwa tentang seorang bayi yang dilahirkan di sebuah kandang yang mengubah dunia selamanya. Berikut merupakan kutipan dari buku Natal, Momen Penuh Makna, sebuah buku yang menyentuh saya, mengajarkan arti Natal bagi saya.

Buku ini merupakan perpaduan dari beberapa penulis, antara lain John Maxwell (Ketika Anda Mengikuti Bintang dan Hanya Menemukan Sebuah Kandang), Rick Warren (Apa yang Akan Anda Temukan Saat Natal) dan Jack Hayford (Saya mengucapkan “Mary Christmas”). Kali ini, saya akan mengutip yang pertama. Postingan berikutnya akan menyusul, hehehe...
*****

Ketika Anda Mengikuti Bintang dan Hanya Menemukan Sebuah Kandang
John Maxwell

Dalam Matius 2, kita membaca kisah para orang majus yang berkelana mengikuti bintang. Bagian yang paling indah dari kisah Natal mengenai orang-orang Majus adalah yang mereka lakukan ketika sampai di kandang. Melalui tindakan merka ada 3 hal yang diajarkan pada kita. John Maxwell yakin semua orang bijak melakukan ketiga hal ini ketika mreka sampai di sebuah kandang–suatu tempat atau situasi yang tidak seperti yang mereka harapkan.

(1) Ketika orang bijak menemukan sebuah kandang, mereka mencari Allah

Ketika orang bijak dari sepanjang zaman menemui situasi yang sulit, meraka tidak menjadi panik karena persoalan yang dihadapinya. Sebaliknya, mereka berkata dengan tenang, ”Allah ada dalam kandang kehidupan ini. Ada beberapa hal yang dapat saya pelajari dari situasi ini. Saya akan tetap tenang karena Allah di sini.”

Orang Kristiani yang kuat selalu melihat Allah, baik waktu susah maupun senang. Orang percaya yang dewasa melihat Allah tidak hanya dalam kesenangan dan di istana kerajaan, melainkan juga di pekarangan dan bahkan kandang kehidupan.

Lihatlah Yusuf, seorang yang amat bijak. Ia mampu menemukan kebaikan dalam situasi buruk. Ingatkah Anda akan semua kejadian yg dialaminya? Dijual sebagai budak, dikhianati oleh saudara-saudaranya. Di negara lain, ia difitnah ketika menjadi budak di rumah Potifar. Ia mengalami kemunduran demi kemunduran. Namun pada akhirnya Allah mengangkatnya menjadi perdana menteri Mesir. Ketika saudaranya datang kepadanya meminta maaf, apa komentar Yusuf? Ia berkata, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan”. Yusuf mampu melihat Allah dalam kandang kehidupan.

Lihatlah Ayub yangg mendapati dirinya duduk di atas tumpukan abu. Ia orang baik yang tidak pernah melakukan kejahatan. Namun ia mengalami penganiayaan, kehilangan keluarganya, kehilangan hartanya, bahkan para sahabatnya menyuruhnya mengutuki Allah, lalu mati. Namun Ayub tidak mengindahkan nasihat mereka. Ia malah berkata, ”Tuhan yg memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan!” Ayub mampu melihat Allah dalam kandang kehidupan.

Lihat Daud yang menuliskan Mazmur 23, lihat juga Rasul Paulus yang, walaupun sedang berada di penjara, menulis surat kepada jemaat di FIlipi, memberitakan pesan yang menggembirakan dan meminta meraka bersukacita. Ketika ia sampai di kandang kehidupannya, Paulus mampu melihat Allah di situ.

Perbedaan kristen yang lemah dengan yang kuat adalah: Orang kristen yang lemah hanya melihat kebaikan di dalam Allah. Orang kristen yang kuat melihat Allah baik dalam susah maupun senang.

Di sinilah kuncinya. Anda mungkin sedang dalam perjalanan menuju kandang dalam kehidupan Anda. Anda telah mengikuti bintang dan bintang itu tampak sedemikian indah. Namun tiba-tiba Anda bertanya, ”Apa benar ini yang saya dapatkan?” Ingat, orang yang bijak memiliki kemampuan untuk melihat Allah dalam kadang-kandang kehidupan mereka.


(2) Ketika orang bijak menemukan sebuah kandang, mereka mempersembahkan yang terbaik bagi Allah

Namun, kita tidak biasa melakukan ini. Bukannya mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur dalam kandang kehidupan, kita malah sering tergoda untuk menahannya bagi diri sendiri. Kenyataannya, ketika kita menemukan sebuah kandang dan bukan istana, kita sering tergoda untuk menolak memberi apapun, apalagi mempersembahkan yang terbaik

Ketika orang Majus sampai ke kandang, mereka tidak menahan harta milik mereka. Mereka tidak saling melirik dan berkata, ”Kalau kita tidak meninggalkan apa-apa di sini, kita bisa memberikan emas dan kemenyan ini pada Herodes dan keluarganya. Lagipula Ia hanya seorang bayi yang terbaring di sebuah kandang. Tentu saja kita tidak perlu memberikan semua barang mahal kita kepada bayi ini.”


(3) Ketika orang Majus menemukan kandang, mereka mengubah arah tujuan mereka

Pernahkah Anda memiliki pengalaman di kandang yg mengubahkan hidup Anda? John Maxwell menuliskan bahwa dia sering mengalaminya. Di tahun pertamanya menjadi pendeta, dia menunjungi seorang pria nonkristen di rumah sakit. Dia belum pernah bersaksi kepadanya meskipun telah berkunjung 5 kali. Di hadapan pasien itu, John Maxwell berperan sebagai pria yang menyenangkan, sering berdoa bersama, mengutip ayat Alkitab, namun tidak pernah membicarakan masalah nyawanya. Hingga kemudian suatu hari, pria itu meninggal dan istrinya meminta John memimpin upacara pemakaman. Tak lama kemudian, saat pemakaman, hati John tersentak saat memandangi almarhum. Pria yang baru 3 hari lalu bercakap-cakap dengannya telah pergi terhilang selamanya–tanpa harapan akan keselamatan, karena John tidak memiliki kuasa dan urapan untuk bersaksi dalam nama Yesus.

*****

Jika Natal memang bermakna, makna itu adalah seorang bayi–bayi Allah, yang dilahirkan di dalam kandang, yang mengubah dunia selamanya. Ketika sampai ke kandang kehidupan kita, marilah kita bersikap bijaksana dan tidak pernah lupa mencari Allah. Biarlah kita memberi persembahan terbaik bagi-Nya, dan marilah kita mempersilakan Dia mengubah arah hidup kita, memampukan kita untuk menjadi orang-orang hebat seperti yang Allah kehendaki bagi kita. (mlz)

Tidak ada komentar: