Senin, 15 Maret 2010

Berjalan dengan Tuhan (12 Maret 2010)

Yesaya 48:18

Ada perbedaan antara jemaat sekarang dengan jemat mula-mula, khususnya pada iman. Dulu iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung, namun sekarang iman sebesar gunungpun tak mampu untuk memindahkan biji sesawi. Iman kita sekarang sangat berbeda dengan iman kita dulu. Iman adalah pokok anggur. Iman yang besar adalah iman yang digantungkan pada pokok anggur, yaitu Tuhan Yesus. Kita sendiri adalah buah-buah yang berada pada pokok anggur dan kita tidak dapat berbuah jika tidak bergantung pada pokok anggurnya. Padahal tujuan pokok anggur diciptakan adalah untuk berbuah, bukan sebagai tanaman yang sedap untuk dipandang. Orang Kristen sekarang lebih condong kepada keindahan pokok anggur daripada buah pokok anggur tersebut. Misalnya pada acara Natal, pandangan yang salah bila kita lebih mengutamakan acara yang indah, yang glamor dan sebagainya. Bila acara itu tidak berbuah sesuatu yang berguna bagi banyak jiwa, hal ini disebabkan oleh keindahan yang sangat susah untuk ditiadakan dalam segala hal. Oleh karena itu, jadilah orang Kristen yang bukan hanya mementingkan keindahan, namun lebih mengutamakan buah bagi sesama.

Kebanyakan mahasiswa ITB menganggap bahwa karir pelayanan yang baik, menjadi ketua dalam unit, melakukan segala perbuatan baik akan membawa sukses di masa depan. Akan tetapi belajar di ITB seharusnya menjadi belajar yang berkelanjutan. Belajar itu seharusnya adalah proses yang dilakukan seumur hidup. Seringkali kita menganggap bahwa cita-cita kita adalah panggilan hidup kita. Contohnya kita begitu berharap menjadi orang terkaya di Indonesia. Hal itu tentu boleh-boleh saja, tetapi jangan sampai cita-cita itu memperbudak kita sendiri. Jika kita semakin mengejar cita-cita tersebut, tidak untuk kemuliaan nama-Nya, maka cita-cita akan terasa semakin sulit untuk digapai. Seberapa besar porsi yang diberikan Tuhan Yesus, itulah yang seharusnya kita kerjakan dan perjuangkan dalam nama-Nya. Tuhan merencanakan segala sesuatunya indah bagi kita semua.

Panggilan kita adalah melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan dalam hidup kita. Tentu hal itu akan menjadi hal yang sangat sulit untuk dikerjakan. Oleh karena itu kita butuh Allah yang menolong kita melakukan panggilan itu dan turut berjalan serta-Nya. Caranya adalah belajar untuk menikmati Allah, artinya melibatkan Allah dalam setiap hidup kita. Tempatkanlah Tuhan di tempat yang pertama dan akan membuat kita hidup lebih bersungguh-sungguh dari hari ke hari. Belajar bukan untuk mendapatkan nilai sebaik-baiknya, tapi biarkan nilai itu menjadi pertanggungjawaban kepada Tuhan sehingga nilai itu bisa menjadi berkat bagi banyak jiwa. Amin.

Tidak ada komentar: