Rabu, 20 Oktober 2010

Pelayan Cap Jempol

Oleh Kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.”
(2 Korintus 4:1)

Untuk menjadi pemimpin sejati, seseorang tidak cukup hanya memiliki kharisma dan kecakapan dalam memimpin orang di bawah pimpinanya. Pemimpin sejati adalah pemimpin yang melayani, bukan dilayani. Begitu juga dengan konsep pelayanan Kristen yang berdasar pada kekekalan. Pelayanan kita lakukan karena kita ciptaan Allah.


Pelayanan berdasarkan Perjanjian Baru mencakup 2 hal:
Doulos
,
yang artinya budak. Hidup kita diatur oleh Tuhan, menjadi budak Tuhan. Pada Efesus 2 10, Tuhan sudah menyiapkan pekerjaan buat kita sebelum kita lahir.
Diakonio
,
yang artinya pelayan. Di mana tugas kita melayani untuk orang lain. Pada 1 Petrus 4:10 terkandung arti bahwa, pertama, kita semua diciptakan Tuhan mempunyai karunia atau talenta, yang Tuhan berikan sesuai dengan kehendak-Nya. Kedua, Ayat ini merupakan perintah langsung: “Layanilah seorang akan yang lain.”
            Bagaimana pelayanan yang berintegritas? Apa kita sudah melayani sesuai dengan firman Tuhan? Karena pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan dasar pelayanan Kristen. Pelayanan yang sesuai firman Tuhan: 
Tidak tawar hati di tengah pergunjingan
Kita melayani Tuhan merupakan karunia dari Tuhan, bukan dengan kekuatan kita. Ada Roh Tuhan yang menghidupkan pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebelum kita melayani, kita harus menerima Tuhan sebagiai Juru selamat karena kita sudah mendapatkan hidup sejati. Oleh karena itu, bangun hubungan spiritual dengan Tuhan dan miliki relasi yang intim dengan Tuhan. Maka kita akan memiliki dorongan dari dalam batin untuk melayani Tuhan. 
Melayani bukan untuk diri sendiri
Seperti yang tertulis pada 2 Korintus 4:7, Yohanes menganggap dirinya sebagai tanah liat yang akan dibentuk menjadi bejana. Tanah liat merupakan bahan yang rapuh dan mudah pecah. Yohanes menganggap dirinya lemah di hadapan Tuhan. Tuhan juga mengizinkan kita mengalami saat-saat lemah supaya kita bersandar kepada Tuhan. Di mana kita menyadari kelemahan kita, kita akan merendahkan diri, intropeksi diri kita di hadapan Tuhan.
Penutup, Matius 6: 1 dan 4 
Setialah melayani Tuhan, karena kita hidup di hadapan Allah, jangan kita melayani supaya dilihat orang. Mari kita melayani Tuhan karena kita sadar betapa baiknya Tuhan dalam hidup kita.
GBU all...

Tidak ada komentar: